Kelemahan mental
seorang anak biasanya dapat di ketahui oleh orang tuanya atau guru pada waktu
sebelum atau waktu belajar di Sekolah Dasar. Guru di Sekolah Dasar mempunyai
waktu banyak untuk mengetahui adanya kelemahan pada seorang anak didiknya
karena adanya sistem guru kelas. Dalam suatu Sekolah Dasar yang memakai sistem
vak atau semi vak maka kesempat untuk mengenal dan memahami anak lebih sedikit
dibandingkan dengan sistem guru kelas yang setiap hari guru bertemu, hubungan dan
kerja sama dengan anak – anak didiknya selama satu ajaran.
Kesempatan
mengamati perkembangan dalam diri anak didik untuk mengenal bakat, kecerdasan
minat, sifat – sifat watak dalam pribadi anak, atau membandingkan tingkah laku
anak yang satu dengan yang lain sangat membantu guru untuk mengetahui adakah
anak didiknya menunjukkan gejalan kelainan atau tidak.
Apabila dalam
kelas didapati anak didik yang mengalami lemah mental tingkat Satu Borderline
maka pendidik di sekolah biasa perlu memberikan perhatian dan pertolongan
individual kepada anak tersebut.Kalau menemukan
diantara anak didiknya seseorang mengalami lemah mental tingkat dua atau
tingkat tiga / Mild atau moderate lebih baik sekolah menyarankan kepada
orang tua murid untuk membawa anak itu ke sekolah luar biasa. Untuk menjaga
kesalahpahaman dari pihak orang tua murid ,guru perlu bijaksana dalam
memberikan keterangan atau saran kepada orang tua murid.
Menetapkan seorang anak mengalami lemah mental
tingkat Borrderline/ Mild/ atau Moderate merupakan pekerjaan yang tidak mudah,
Telah di sebutkan bahwa gru dapat mengetahui diantara anak didiknya yang lemah
mental atau tidak dengan menggunakan metode pengamatan. Usaha – usahan lain
yang dapat dikerjakan oleh seorang guru adalah meneliti riwayat kesehatan
murid. membawa anak ke seorang ahli untuk mendapatkan pelayanan psikotest,
mengetahui tingkah laku anak bantuan alat daftar cek atau dengan cara lain.