Banyak orang tua menakut-nakuti anaknya. Anehnya, tujuan
menakut-nakuti agar anak menuruti keinginan orang tua. Padahal mereka
tidak sadar beberapa dampak ketakutan pada anak.
Dampak Menakut-nakuti pada anak.
Menakut-nakuti bayi dibawah 12 bulan
Menakut-nakuti bayi dibawah 12 bulan hanya akan membuat ia selalu merasa tidak aman dan nyaman. Karena, dengan menakut-nakuti bayi, apalagi selalu berulang diterima, lama kelamaan dia akan menyerapnya. Dalam otak akan terekam bahwa apa yang ditakut-takuti tersebut sehingga si kecil selalu merasa tidak aman dan nyaman.
Menakut-nakuti Batita
Menakut-nakuti anak usia 1- 3 tahun ( batita) hanya akan membuat anak tergantung pada orang tua. Anak balita tidak bisa membedakan mana yang masuk akal dan mana yang tidak. Karena itu, apa yang dilihat dan dingarnya sering diserap sebagai sesuatu yang nyata. Sehingga menakut-nakuti anak usia 1- 3 tahun atau batita hanya akan membuatnya tergantung pada orang tua. Akhirnya si anak menjadi sosok penakut.
Menakut-nakuti Balita
Anak usia 3 – 5 tahun ( Balita) memiliki imajinasi yang sudah berkembang. Rasa takut yang muncul karena selalu ditakut-takuti akan membuatnya mimpi buruk. Sementara ketakutan yang terus menerus dialami akan mengakibatkan anak selalu bingung, cemas dan tegang.
Menakut-nakuti 6 – 9 tahun
Suasana takut akibat serng ditakut-takuti itu terus menatap dalam benak anak, maka proses eksplorasi, bermain dan kegiatan rutinnya akan terganggu serta terhambat. Perasaan takut berlebihan akan merusak kempuan berpikir dan berprilaku secara rasional, terutama dalam pengambilan keputusan.
Menakut-nakuti anak 9 – 12 tahun
Terlalu banyak menakut-nakuti anak pada usia ini juga berakibat negatif. Banyak energi terbuang percuma karena anak memelihara rasa takutnya yang berlebihan sehingga mengganggu proses belajarnya di sekolah. Dia tak bisa konsentrasi belajar. Yang seharusnya digunakan untuk belajar, jadi digunakan untuk mengatasi rasa takutnya.
Jadi lebih baik menghindari menakut-nakuti anak. Apalagi tujuannya hanya untuk anak menuruti keinginan orang tua saja. Lantas apa yang harus dilakukan para orang tua?
Tips buat Orang Tua Menghindari Menakut-nakuti Anak
- Stop menakut-nakuti anak dalam bentuk apapun. Jika terpaksa perlu ada penjelasan dari orang tua sehingga anak mengerti
- Di usia bayi, kebutuhan dasar sangat penting diperhatikan yaitu terciptanya rasa aman dan nyaman. Tugas orang tua adalah mengkondisikan suasana lingkungan yang kondusif dengan cara membujuk atau mengajak si kecil dengan kata-kata lemah dan lembut.
- Begitupun dengan batita dan si pra sekolah, membujuknya lebih efektif daripada menakut-nakuti yang jelas tidak ada manfaatnya.
- Kontrol mengatasi rasa takut anak, jangan biarkan si kecil sendiri mengatasi rasa takutnya. Doronglah anak untuk mengekspresikan perasaannya sehingga sehingga latar belakang ketakutannya dapat terungkap.
- Bila rasa takut anak sudah mengganggu aktivitasnya sehari-hari, sebaiknya konsultasikan pada ahli.
Semoga bermanfaat.
Dampak Menakut-nakuti pada anak.
Menakut-nakuti bayi dibawah 12 bulan
Menakut-nakuti bayi dibawah 12 bulan hanya akan membuat ia selalu merasa tidak aman dan nyaman. Karena, dengan menakut-nakuti bayi, apalagi selalu berulang diterima, lama kelamaan dia akan menyerapnya. Dalam otak akan terekam bahwa apa yang ditakut-takuti tersebut sehingga si kecil selalu merasa tidak aman dan nyaman.
Menakut-nakuti Batita
Menakut-nakuti anak usia 1- 3 tahun ( batita) hanya akan membuat anak tergantung pada orang tua. Anak balita tidak bisa membedakan mana yang masuk akal dan mana yang tidak. Karena itu, apa yang dilihat dan dingarnya sering diserap sebagai sesuatu yang nyata. Sehingga menakut-nakuti anak usia 1- 3 tahun atau batita hanya akan membuatnya tergantung pada orang tua. Akhirnya si anak menjadi sosok penakut.
Menakut-nakuti Balita
Anak usia 3 – 5 tahun ( Balita) memiliki imajinasi yang sudah berkembang. Rasa takut yang muncul karena selalu ditakut-takuti akan membuatnya mimpi buruk. Sementara ketakutan yang terus menerus dialami akan mengakibatkan anak selalu bingung, cemas dan tegang.
Menakut-nakuti 6 – 9 tahun
Suasana takut akibat serng ditakut-takuti itu terus menatap dalam benak anak, maka proses eksplorasi, bermain dan kegiatan rutinnya akan terganggu serta terhambat. Perasaan takut berlebihan akan merusak kempuan berpikir dan berprilaku secara rasional, terutama dalam pengambilan keputusan.
Menakut-nakuti anak 9 – 12 tahun
Terlalu banyak menakut-nakuti anak pada usia ini juga berakibat negatif. Banyak energi terbuang percuma karena anak memelihara rasa takutnya yang berlebihan sehingga mengganggu proses belajarnya di sekolah. Dia tak bisa konsentrasi belajar. Yang seharusnya digunakan untuk belajar, jadi digunakan untuk mengatasi rasa takutnya.
Jadi lebih baik menghindari menakut-nakuti anak. Apalagi tujuannya hanya untuk anak menuruti keinginan orang tua saja. Lantas apa yang harus dilakukan para orang tua?
Tips buat Orang Tua Menghindari Menakut-nakuti Anak
- Stop menakut-nakuti anak dalam bentuk apapun. Jika terpaksa perlu ada penjelasan dari orang tua sehingga anak mengerti
- Di usia bayi, kebutuhan dasar sangat penting diperhatikan yaitu terciptanya rasa aman dan nyaman. Tugas orang tua adalah mengkondisikan suasana lingkungan yang kondusif dengan cara membujuk atau mengajak si kecil dengan kata-kata lemah dan lembut.
- Begitupun dengan batita dan si pra sekolah, membujuknya lebih efektif daripada menakut-nakuti yang jelas tidak ada manfaatnya.
- Kontrol mengatasi rasa takut anak, jangan biarkan si kecil sendiri mengatasi rasa takutnya. Doronglah anak untuk mengekspresikan perasaannya sehingga sehingga latar belakang ketakutannya dapat terungkap.
- Bila rasa takut anak sudah mengganggu aktivitasnya sehari-hari, sebaiknya konsultasikan pada ahli.
Semoga bermanfaat.