Gagasan mengenai pendidikan
karakter sesungguhnya bukanlah hal baru.Kalau kita runut , gagasan itu pertama
kali pada orde lama. Bahkan sudah digagas dan sering kali didiskusikan oleh parah pendahulu kita sejak bangsa ini
merdeka.Presiden Soekarno berulangkali menekankana pentingnya pembangunan
karakter antara lain dengan mengajak kepada bangsa Indonesia untuk menjadi
bangsa yang mandiri dengan konsep “ Kemandirian Nasional “, dengan slogan
BERDIKARI, akronim BERDIRI DIKAKI SENDIRI berarti menempatkan sumber daya
menjadi badan usaha negara.
Kemandirian yang diserukan Bung
Karno ditegaskan dalam ajarannya yang dikenal dengan nama “ TRI SAKTI “, yang
mengandung pesan kemandirian dibidang ekonomi, politik, dan budaya. Dalam
setiap kesempatan presiden pertama menyampaikan ajaran Tri Sakti dengan
menyerukan bahwa untuk menjadi bangsa yang besar kita harus mengikuti tiga
prinsip : “Mandiri di Bidang Ekonomi, berdaulat di bidang Politik,
berkepribadian di bidang kebudayaan.Beliau sepenuhnya sadar betapa pentingnya
pendidikan karakter dalam rangka mewujudkan cita-cita bangsa yang tertuang
dalam pembukaan UUD 1945 yaitu masyarakat adil dan makmur berdasarkan
PancasilaKenyataanyaa cita-cita Soekarno untuk menjadikan Indonesia sebagai
yang berdikari itu gagal karena permainan politik dan perilaku dikalangan
pejabat.
Pada masa orde baru, pendidikan
dan pembangunan karakter bangsa memperoleh perhatian yang besar.Keinginan
presiden Soeharto kala itu untuk menjadikan warga negara Indonesia sebagai
“manusia Pancasila” diwujudkan dalam program Penataran P-4 ( Pedoman
Penghayatan dan Pengamalan Pancasila) dan juga memasukan kedalam kurikulum
nasional sebagai salah satu mata pelajaran mulai dari PMP ( Pendidikan Moral
Pancasila ) Pendidikan Budi Pekerti hingga pendidikan pancasila dan
kewarganegaraan .Selain mata pelajaran PSPB ( Pendidikan Sejarah dan Perjuangan
Bangsa ) dimaksudkan untuk menanamkan nilai nasionalisme dan cinta tanah air.Disatu
sisi pemerintah melakukan pendidikan karakter Pendidikan Moral Pancasila,
disisi lain mereka sendiri menunjukan sikap dan perilaku yang bertentangan
dengan nilai-nilai Pancasila itu sendiri dan akhirnya pun pendidikan karakter
pun mengalami kegagalan.
Kegagalan pendidikan karakter
pada era orde lama merupakan kado pada pemerintah orde baru,Kegagalan
pendidikan karakter pada masa orde baru seakan-akan dosa warisan bagi pemerintah
berikutnya karena tak lepas dari persoalan moral yang selalu mengerogoti sendi
sendi kehidupan bermasyarakat misal KKN . Akibatnya kita bisa tebak betapapun
pemerintah datang silih berganti selama reformasi , dan keinginan untuk
membangun bangsa yang berkarakter kuat selalu ada, tetap saja terpuruk jika
persoalan moral bangsa ini tidak terselesaikan.