Nov 28, 2014

Ironi Pendidikan Karakter



     Gagasan mengenai pendidikan karakter sesungguhnya bukanlah hal baru.Kalau kita runut , gagasan itu pertama kali pada orde lama. Bahkan sudah digagas dan sering kali didiskusikan  oleh parah pendahulu kita sejak bangsa ini merdeka.Presiden Soekarno berulangkali menekankana pentingnya pembangunan karakter antara lain dengan mengajak kepada bangsa Indonesia untuk menjadi bangsa yang mandiri dengan konsep “ Kemandirian Nasional “, dengan slogan BERDIKARI, akronim BERDIRI DIKAKI SENDIRI berarti menempatkan sumber daya menjadi badan usaha negara.
         Kemandirian yang diserukan Bung Karno ditegaskan dalam ajarannya yang dikenal dengan nama “ TRI SAKTI “, yang mengandung pesan kemandirian dibidang ekonomi, politik, dan budaya. Dalam setiap kesempatan presiden pertama menyampaikan ajaran Tri Sakti dengan menyerukan bahwa untuk menjadi bangsa yang besar kita harus mengikuti tiga prinsip : “Mandiri di Bidang Ekonomi, berdaulat di bidang Politik, berkepribadian di bidang kebudayaan.Beliau sepenuhnya sadar betapa pentingnya pendidikan karakter dalam rangka mewujudkan cita-cita bangsa yang tertuang dalam pembukaan UUD 1945 yaitu masyarakat adil dan makmur berdasarkan PancasilaKenyataanyaa cita-cita Soekarno untuk menjadikan Indonesia sebagai yang berdikari itu gagal karena permainan politik dan perilaku dikalangan pejabat.
     Pada masa orde baru, pendidikan dan pembangunan karakter bangsa memperoleh perhatian yang besar.Keinginan presiden Soeharto kala itu untuk menjadikan warga negara Indonesia sebagai “manusia Pancasila” diwujudkan dalam program Penataran P-4 ( Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila) dan juga memasukan kedalam kurikulum nasional sebagai salah satu mata pelajaran mulai dari PMP ( Pendidikan Moral Pancasila ) Pendidikan Budi Pekerti hingga pendidikan pancasila dan kewarganegaraan .Selain mata pelajaran PSPB ( Pendidikan Sejarah dan Perjuangan Bangsa ) dimaksudkan untuk menanamkan nilai nasionalisme dan cinta tanah air.Disatu sisi pemerintah melakukan pendidikan karakter Pendidikan Moral Pancasila, disisi lain mereka sendiri menunjukan sikap dan perilaku yang bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila itu sendiri dan akhirnya pun pendidikan karakter pun mengalami kegagalan.
       Kegagalan pendidikan karakter pada era orde lama merupakan kado pada pemerintah orde baru,Kegagalan pendidikan karakter pada masa orde baru seakan-akan dosa warisan bagi pemerintah berikutnya karena tak lepas dari persoalan moral yang selalu mengerogoti sendi sendi kehidupan bermasyarakat misal KKN . Akibatnya kita bisa tebak betapapun pemerintah datang silih berganti selama reformasi , dan keinginan untuk membangun bangsa yang berkarakter kuat selalu ada, tetap saja terpuruk jika persoalan moral bangsa ini tidak terselesaikan.

ARSIP